Hati Hati! Indonesia Masih Rawan Inflasi Tahun 2023, Jokowi Harus Segera Lakukan Hal Ini

- Jumat, 10 Februari 2023 | 16:30 WIB
Indonesia rawan mengalami inflasi akibat kondisi ekonomi yag belum stabil di tahun 2023. (Istimewa)
Indonesia rawan mengalami inflasi akibat kondisi ekonomi yag belum stabil di tahun 2023. (Istimewa)

Sinar Editorial - Hati hati, Indonesia masih rawan inflasi sehingga Jokowi harus segera lakukan hal ini.

Dinamika perekonomian yang belum stabil ini membuat Indonesia masih dikategorikan sebagai negara yang rawan inflasi.

Karena ketidakpastian dan potensi inflasi mestinya Jokowi harus mengambil tindakan strategis.

Baca Juga: Warga Marah Ke Erdogan, Korban Tewas Gempa Bumi Turki Kini Capai 21.000

Apalagi pengendalian inflasi sejak dini menjadi salah satu hal yang harus difokuskan pemerintah dalam menjaga daya beli masyarakat.

Ekonom Senior & Menteri Keuangan Indonesia (2014-2016) Bambang Brodjonegoro menjelaskan, laju inflasi global saat ini merupakan sebuah anomali.

Di Jepang misalnya, data inflasi terakhir mencapai 6%, padahal biasanya untuk mencapai inflasi di atas 0% itu sangat sulit, karena di negeri matahari terbit itu tidak punya lagi sumber pertumbuhan ekonomi.

Baca Juga: Jadwal Kapal PELNI KM Kelimutu Hari Ini, Sabtu 11 Februari 2023 Lengkap Rute dan Harga Tiket Terbaru

"Namun mencatatkan inflasi 6%. Amerika Serikat (AS) yang inflasinya relatif rendah, bahkan inflasinya mencapai 8% dan Inggris mencapai 10%," jelas Bambang saat melakukan rapat dengar pendapat dengan Banggar DPR, Kamis 9 Februari 2023.

"Artinya memang inflasi tinggi adalah gejala global dan harus disikapi oleh pemerintah bersangkutan, dengan tingkat bunga melalui bank sentralnya," kata Bambang lagi.

Adanya tingkat bunga bank sentral yang tinggi, otomatis perekonomian di negara-negara tersebut akan terkoreksi ke bawah.

Baca Juga: Renungan Harian Katolik Hari Ini, Jumat 10 Februari 2023

Artinya pertumbuhan ekonomi mereka akan lebih rendah dari sebelumnya.

inflasi yang tinggi di negara-negara maju, yang juga mewakili ekonomi terbesar dunia, pada akhirnya akan berdampak terhadap permintaan global menjadi turun.

"Itu kenapa ekspor kita yang padat karya, seperti tekstil, garmen, sepatu, dan elektronik (yang melambat), itu lebih terjadi karena memang permintaan global yang lemah," jelas Bambang.

Halaman:

Editor: Herry Mendrofa

Tags

Artikel Terkait

Terkini

Ternyata Ini Penyebab Harga Pangan Melonjak

Jumat, 10 Februari 2023 | 19:00 WIB

Harga Beras Kian Naik, Ternyata Ini Penyebabnya!

Rabu, 1 Februari 2023 | 08:00 WIB

Harga Minyak Dunia Naik Lagi, Gara Gara China Lagi?

Senin, 30 Januari 2023 | 09:15 WIB
X